Dari Katalog Barang Bersama menuju Resiliensi Komunitas
Dear Guyubers,
Bagaimana kita sebagai komunitas melengkapi kebutuhan kita bersama?
Di lingkungan komunitas tempat tinggal kita masing-masing, biasanya kita memiliki barang-barang yang dipergunakan bersama. Misalkan, di balai warga kita memiliki soundsystem, kursi, karpet dan beberapa alat-alat kebersihan untuk kebutuhan bersama. Keseluruhan barang-barang tersebut umumnya diperoleh dengan membeli dari uang hasil iuran bersama anggota komunitas. Beberapa mungkin dari sumbangan.
Namun, barang “milik bersama” ini umumnya sangat terbatas jumlahnya. dan tanpa kita sadari, sebenarnya komunitas memiliki modalitas yang besar untuk memperbanyak barang milik bersama ini. Lalu bagaimana caranya? Caranya adalah menghentikan kebiasaan melengkapi diri dengan membeli barang-barang yang seharusnya dapat diperoleh dan digunakan bersama-sama secara cuma-cuma. Seringkali sebagai komunitas, kita tidak efisien. Kenapa? Contohnya terlalu banyak barang dengan kesamaan fungsi yang dimiliki oleh anggota komunitas dan jarang digunakan. Dalam satu komunitas kecil misalnya terdiri dari 100 keluarga, masing-masing keluarga melengkapi kebutuhan peralatan rumahnya seperti gergaji, palu, tangga, dll dengan membeli. Bisa dibayangkan ada 100 palu di komunitas tersebut, apakah kita memerlukan palu dan gergaji sebanyak itu?
Contoh lainnya adalah buku. Terlalu banyak buku yang menumpuk di telan debu di rak buku kita masing-masing. Padahal buku tersebut telah kita baca dan sangat jarang kita membacanya kembali. Bagi sebagian kita mungkin terlalu sayang jika buku itu dihibahkan dan ingin tetap mengkoleksinya. Bagi sebagian lagi, mungkin lebih baik menghibahkanya ke perpustakaan atau teman yang membutuhkannya. Dan sebagian dari kita mungkin lebih baik menjualnya sebagai barang bekas.
Guyub mendorong anggota guyuber untuk memilah barang di dalam rumahnya, memisahkan mana yang dijadikan milik publik dan mana yang masih dimiliki sendiri. Dengan begitu, guyub mendorong komunitas untuk memiliki katalog barang gratisan yang dapat diperoleh dan digunakan bareng-bareng.
Melalui sequence berikan-pakailagi-berikan lagi dan seterusnya, kita dapat memperbanyak barang milik bersama. Bayangkan, jika proses itu terjadi disebuah lingkungan kecil seperti di lingkungan Rukun Tetangga atau Rukun Warga, atau di Lingkungan lainnya, maka komunitas itu akan bertransformasi menjadi semakin kaya, lengkap dengan perabotan dan kebutuhan bersama, dan menjadi semakin kuat dan tahan (resilien). Karena sumber daya yang dimiliki komunitas ternyata sangat besar. Melalui proses ini, guyub mendesentralisasi gudang-gudang dan perpustakan.